<div> Abiansemal, (06/12/2018)</div> <div> &nbsp;</div> <div> Upacara ngunya desa sasih kanem mengandung makna pembersihan alam semesta karena memasuki musim pancaroba dimana peralihan musim kemarau ke musim hujan karena pada hari itu dipercaya sebagai maraknya penyakit dan hama. Dalam pelaksanaan Ngunya desa abiansemal ini dilaksanakan pada wraspati kliwon warigadian yaitu tanggal 06 Desember 2018, Masyarakat Abiansemal menjalani tradisi adat yang sudah ada sejak dulu yaitu &quot;Lelungan Ida Ratu Mas Sakti,Ratu Mas Alit(Barong Landung),Ratu barong macan dan bangkung&quot; dimana posisi atau letak gedong dari Ratu Mas Sakti adalah di Pura Desa,Puseh,Dalem Desa di Desa Abiansemal tepatnya di depan pasar Tenten Abiansemal yg sedang di bangun, Lelungan ini memang sering dilakukan setiap Sasih Kanem yaitu setahun sekali di desa abiansemal yang masih kental dengan budaya adatnya.Lelungan atau Ngunya Desa ini memiliki tujuan dan makna religius bagi Desa Abiansemal pada khususnya, karena dengan dilakukannya ngunya desa ke tiap-tiap banjar yang ada di desa abiansemal tersebut dapat menjadi energi positif yang bermanfaat bagi masyarakat Abiansemal dan mengurangi mara bahaya penyakit yang ada di wilayah Desa Abiansemal serta kegelapan yang ada dalam diri manusia. Kali ini Ngunya Desa dilaksanakan oleh Banjar Keraman,Banjar Aseman,dan Banjar Pande dimana Penyongsong dari Ratu Ida Mas Sakti adalah Banjar Keraman,penyongsong Ratu Mas Alit(Barong Landung) adalah Banjar Aseman sedangkan penyongsong Ratu Barong Macan dan Bangkung adalah Banjar Pande.</div> <div> &nbsp;</div> <div> Menurut wakil Bendesa adat Abiansemal yang diwawancarai langsung I Gusti Putu Budiastra mengatakan &quot;Upacara prosesi Ngunya Desa ini memang sering dilakukan setiap sasih kanem sekali yaitu pada hari kajeng kliwon pada sasih kanem prosesi ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Abiansemal serta sebagai antisipasi mara bahaya penyakit dan hama yang berada diwilayah Desa Adat Abiansemal.&quot;Katanya.(020/KIMABS)</div>