<div> Abiansemal (26/10/18)</div> <div> Hari raya Tumpek Landep adalah hari yang dikhususkan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ). Tumpek Landep diperingati saat Saniscara Kliwon wuku Landep setiap 6 bulan sekali. Pelaksanaan upacara Tumpek Landep dilaksanakan di Bali karena mengandung hakekat dan makna yang tinggi dan sangat berhubungan dengan kehidupan manusia di dunia terutama mengenai intelegensi manusia.</div> <div> &nbsp;</div> <div> Menyambut Hari Suci Tumpek Landep masyarakat mulai membuat sarana upacara yang akan dipersembahkan kepada Dewa Pasupati. Pada perayaan Hari Tumpek Landep identik dengan mengupacarai keris, pisau, sabit atau senjata tajamnya lainnya dan mengupacarai kendaraan baik sepeda, motor, mobil dan lain sebagainya yang terbuat dari besi. Tak sedikit masyarakat yang mempunyai waktu untuk membuat banten yang bisa terbilang rumit dan membutuhkan banyak waktu. Solusinya adalah masyarakat lebih memilih untuk membeli. Dari banyaknya kebutuhan masyarakat akan banten Tumpek Landep menjadi ruang mengais rejeki bagi masyarakat yang biasa menjual banten.&nbsp;</div> <div> &nbsp;</div> <div> Mengais rejeki di Hari Raya Tumpek Landep dengan berjualan banten banyak dilakukan oleh masyarakat Abiansemal khususnya Br.Gunung. Salah satunya adalah Ketut Warni yang memang menjadi spesialisasi penjual banten Tumpek Landep. Ditemui dikediamannya Ketut Warni mengatakan &quot;Saya memang sering membuat banten Tumpek Landep. Untuk saat ini saya membuat 300 banten yang siap dijual ke Pasar Badung. Untuk harga biasanya saya menjual Rp.4000 perbiji tetapi harga itu bisa berubah tergantung situasi dan kondisi ramai sepinya pembeli dipasar dan kesepakatan dari sesama pedagang dipasar&quot; begitu ungkapnya. (019/KIMABS)</div>
Rahina Suci Tumpek Landep Menjadi Ruang Mengais Rejeki
27 Oct 2018