<pre id="m_7482316429481462710yMail_cursorElementTracker_1524202348590" style="white-space: pre-wrap; font-size: 12.8px; font-family: inherit; margin-top: 0px; margin-bottom: 0px;"> Abiansemal (20/04/2018)          Masyarakat Bali sangat kental dengan tradisi adatnya yang mana tradisi tersebut sudah turun-temurun berjalan tak terkecuali di daerah Abiansemal. Salah satu bentuk tradisi yang masih terlihat dan tetap ajeg adalah <em>"Uparengga"</em>. Dimana Uparengga itu sendiri mempunyai arti semua bentuk perangkat upacara yang merupakan simbul perwujudan Ida Sang Hyang Widhi melalui kekuatan sinar suci-Nya.          Ida Bagus Nyoman Intara salah satu warga dari banjar Keraman Abiansemal yang menenuki tradisi Uparengga danselalu mempratekannya ketika ada kegiatan-kegiatan upacara adat baik di pura, banjar maupun di rumah warga. Sudah hampir 10 tahun Gus Man bergelut dengan kegiatan ini. Selain secara otodidak bapak dengan tiga anak ini mengaku belajar Uparengga tersebut juga dengan cara selalu bertanya dengan para tetua, terutama kepada Dewa Kakiang Dalem yang merupakan <em>"Pelingsir Banjar" </em>sekaligus ahli di bidang Uparengga.          Pria yang lahir 1971 ini memiliki keinginan tradisi Uparengga ini terus tetap dipertahankan meskipun jaman semakin berubah. Oleh sebab itu ilmu yang dia dapatkan selama ini akan diwarisi kepada generasi muda agar semua pemuda yang hidup di jaman modern seperti ini tahu bagaimana bentuk perangkat upacara itu, dan bagaimana mekanisme penempatan serta kegunaannya. Memang sulit untuk memahaminya dan harus memiliki kesabaran yang lebih untuk mempelajari Uparengga ini, contohnya untuk upacara pewiwahan ada beberapa banten yang ditambhakan sehingga bentuk Uparengga juga bertambah sesuai tingkat upacara yang diambil, imbuhnya.            Di temui di tempat terpisah Ida Bagus Bisma Wiratma selaku perbekel Desa Abiansemal berujar merasa sangat senang dan sangat menghargai jika ada warganya yang mau mempelajari tentang banten dan perangkat upakara yang dibutuhkan. Warga seperti ini seharusnya menjadi tauladan dari para generasi muda untuk selalu mempertahankan tradisi nenek moyang kita, yang tentunya memiliki makna dan tujuan tersendiri dalan melakukannya, Imbuhnya. (006/KIMABS) </pre>
Negteg Talenan, Gus Man Mendalami Uparengga
22 Apr 2018