Abiansemal,(9/02/2019) Anjing adalah mamalia yang mengalami domestika dari serigala. Rumah dalam kepercayaan Bali, belum lengkap tanpa binatang peliharaan. Anjing adalah yang paling populer, yang dipelihara oleh nyaris setiap keluarga Bali (Hindu). Ayam, burung adalah jenis peliharaan lainnya yang melengkapi isi sebuah rumah keluarga. Binatang peliharaan ini memiliki makna yang tak bisa dipandang sembarangan, karena ia membawa aura bagi rumah dan pemiliknya. Anjing misalnya, nyaris ada di setiap keluarga Bali khususnya di pedesaan. Anjing di Bali sudah merupakan bagian dari masyarakat Bali sejak dahulu. Hampir setiap rumah memiliki 2 sampai 4 ekor anjing, Jumlahnya akan terus bertambah seiiring dengan terus berkembang biak. Anjing Bali diperlakukan layaknya anggota keluarga, mereka sangat setia terhadap tuannya. Jadi jika tidak ada suara anjing, bukan Bali namanya. Bagi orang Bali, anjing menempati posisi yang penting dalam kehidupannya. Anjing telah dijadikan sahabat setia tanpa pamrih paling dekat. Anjing bang bungkem misalnya, sesekali (10 tahun) dijadikan korban suci caru untuk mensucikan tanah pekarangan, dan anjing tersebut dijadikan penyeimbang dan penjaga pekarangan rumah dari roh-roh jahat. Kesetiaan anjing kepada pemiliknya telah menciptakan suatu hubungan yang sangat dekat antara manusia dengan manusia. Di seluruh dunia, anjinglah yang dinyatakan sebagai hewan sahabat terbaik manusia. Kesetiaan anjing telah pula dikenal lewat cerita keagamaan di antaranya, Yudistira Swarga pada Parwa ke-17 Mahabharata. Diceritakan bahwa Yudistira tidak sudi masuk sorga jika dewa tidak mengizinkannya masuk bersama anjing hitam yang setia menemani sejak meninggalkan Istana Indraprasta hingga ke puncak Gunung Mahameru tempat para dewa berstana. Cerita tentang Yudistira dengan seekor anjing masuk surga sudah terkenal di Bali. Kisah ini menceritakan Yudistira tidak mau masuk surga kalau tidak bersama anjingnya. Tetapi Dewa Indra sama sekali tidak menginjinkan anjing tersebut masuk surga. Karena tidak diijinkan Yudistira masuk surga bersama anjingnya, maka Yudistira menjelaskan pada Dewa Indra: “Dalam ajaran kebenaran (Dharma) telah dijelaskan bahwa meremehkan kesetiaan itu dosanya sama dengan membunuh Brahmana. Hingga akhirnya yudistira diijinkan ke surga dengan anjingnya. Kisah ini merupakan salah satu bagian dari epos Mahabharata yang termasyur. Sebuah cerita tentang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya dan sebaliknya kesetiaan sang tuan untuk selalu ingin bersama-sama dan melindungi anjingnya. Kisah ini terpateri di lubuk hati orang Bali, hingga sampai saat ini mereka tetap percaya dan berpendapat bahwa anjing adalah hewan yg harus diberi penghormatan dan kasih sayang. SUMBER : https://web.facebook.com/dharmasanur/posts/membuka-rahasia-asal-mula-anjing-bali-dan-penyebarannya-di-balianjing-di-bali-su/1310728605702321/?_rdc=1&_rdr https://gongaksarablog.wordpress.com/2017/02/06/anjing-rumah-dan-keberuntungan/ http://myfrozenyogi.com/anjing-bali-setia-tapi-tak-mudah-akrab/ http://katiwawalan.blogspot.com/2013/03/yudistira-dan-anjing-kesetiannya.html (024/KIMABS)
Filosofi Anjing Bali
11 Feb 2019