<p dir="ltr" style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0); font-family: Helvetica; text-size-adjust: auto;"> Abiansemal(25/09/2018)<br /> Perkembangan peradaban masyarakat agraris semakin hari semakin mengalami kemajuan, terutama dari alat pertanian yang digunakan dalam pengolahan lahan, varietas benih yang ditanam, masa panen yang semakin pendek dan masih banyak lagi perkembangan lainnya.<span class="Apple-converted-space"> </span></p> <p dir="ltr" style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0); font-family: Helvetica; text-size-adjust: auto;"> Ada satu hal yang menarik dan sampai sekarang masih kita jumpai dalam kebudayaan agraris adalah temuku. Temuku adalah tanggul kecil yang dibuat pada saluran utama yang berfungsi untuk memecah/membagi air ke bentuk yang lebih kecil yang sering disebut oleh krama subak yaitu penasan. Dari penasan ini lagi dibuatkan tanggul mini (biasanya dari kayu) untuk membagi air yang akan dialiri ke sawah. Tinggi dan lebarnya temuku penasan sesuai pararem krama yang tentunya diputuskan dalam musyawarah mufakat. Pembagian air ke penasan terdiri dari 8 sampai 10 kecoran. Jika habis maka akan ada temuku lagi pada saluran besar untuk membagi kembali saluran besar agar sawah dalam satu munduk mendapatkan jatah air yang cukup dengan mengedepankan rasa keadilan yang proporsional.</p> <p dir="ltr" style="caret-color: rgb(0, 0, 0); color: rgb(0, 0, 0); font-family: Helvetica; text-size-adjust: auto;"> Temuku teknis pembagian air yang memenuhi unsur keadilan didasari oleh kesepakatan bersama, tulus ikhlas dalam sebuah krama subak.</p>
Temuku, Konsep Adil Proporsional
28 Sep 2018