<div> Daksina berasal dari bahasa sansekerta yang berarti upah, daksina juga bisa bermakna selatan dan nama sebuah banten, merupakan tapakan dari Hyang Widhi, dalam berbagai manifestasi-Nya dan juga merupakan perwujudan-Nya. Daksina juga merupakan buah dari yajña, dan salah satu jenis sarana upacara yang dibuat dengan daun kelapa sehingga menyerupai suatu wadah seperti bakul yang dalam bahasa bali di sebut wakul daksina, nama lainnya adalah bedongan.</div> <div>  </div> <div> Daksina disebut Juga “YajñaPatni” yang artinya istri atau sakti dari pada yajña. Daksina juga dipergunakan sebagai persembahan atau tanda terima kasih, selalu menyertai banten-banten yang agak besar dan sebagai perwujudan atau pertapakan.</div> <div>  </div> <div> Daksina mengandung arti Brahma, dan Brahma menjadi Brahman yaitu Sang Hyang Widhi. Daksina adalah nama lain dari sebuah banten yang juga terdiri dari berbagai bahan yang mengandung unsur-unsur seperti dalam kitab Bhagavadgita IX. 26, yaitu pattram, puspham, phalam dan toyam. Unsur-unsur tersebut antara lain:</div> <div>  </div> <div> (1) Daun/Pattram berupa daun, janur, slepan/daun kelapa yang berwarna hijau, sirih, Plawa/daun kayu-kayuan dan Peselan.</div> <div>  </div> <div> (2) Bunga/puspham, berupa bunga yang terdiri dari: jenis-jenis bunga yang boleh dimanfaatkan untuk upakara yang segar, bersih, harum, dipetik langsung dari pohonnya, tidak layu dan tidak camah/bekas gigitan ulat/belalang. Hindari memakai bunga yang telah dirubung semut, serangga, terjatuh dengan sendirinya, bunga sarikonta, kedukduk, tulud nyuh, bunga ditanam dikuburan/setra, bunga berbulu dalam semua permukaannya</div> <div>  </div> <div> (3) Buah/Phalam, berupa buah-buahan terdiri dari: kelapa, pisang, kemiri, panggi, pinang, dan bijaratus.</div> <div>  </div> <div> (4) Toyam/air, berupa air yang ada dalam kelapa yang di pakai daksina </div> <div>  </div> <div>  </div> <div>  </div> <div> Sumber:(Swastika, 2008:109-110).</div> <div>  </div> <div> 004KIMABS</div>
Makna dari Banten Daksina
24 Jul 2018