<p dir="ltr" style="font-family: sans-serif; font-size: 13px;"> Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, sabung ayam sudah dikenal dan cukup digemari sebagian masyarakat di beberapa daerah. Di Bali sabung ayam dikenal dengan istilah Tajen, yang berasal dari kata taji yang artinya benda tajam dan telah berkembang cukup mengakar di dalam kehidupan masyarakat Bali. Pada awalnya “Tajen” merupakan bagian dari acara ritual keagamaan <em>tabuh rah</em> atau <em>prang sata</em> dalam masyarakat Hindu Bali.</p> <p dir="ltr" style="font-family: sans-serif; font-size: 13px;"> Yang mana <em>tabuh rah</em> ini mempersyaratkan adanya darah yang menetes sebagai simbol / syarat menyucikan umat manusia dari ketamakan/ <u>keserakahan</u> <wbr>terhadap nilai-nilai materialistis dan duniawi. Tabuh rah juga bermakna sebagai upacara ritual buta yadnya yang mana darah yang menetes ke bumi disimbolkan sebagai permohonan umat manusia kepada Sang Hyang Widhi Wasa agar terhindar dari marabahaya.</wbr></p> <p> <wbr> <p> <wbr></wbr></p> <wbr> <p dir="ltr" style="font-family: sans-serif; font-size: 13px;"> Ditinjau dari sudut agama khususnya agama Hindu, didalam Kitab Suci Wedha peranan<em> tabuh rah</em> sangat penting sebagai tradisi dalam melengkapi sebuah upacara keagamaan. <br /> Sumber : Kalender Bali <br /> (004KIMABS) </p> </wbr></wbr></p>
Filosofi Sabung Ayam (Tajen)
25 Jun 2018