Kembali

Dupa Batang

15 May 2018

·

Oleh : Desaabiansemal

·

13640 kali dibaca

Dupa Batang
Kita umumnya sangat akrab dengan penggunaan dupa batang. Tapi tidak semua dari kita benar-benar tahu sejarah dan cara penggunaannya secara lebih mendalam.
 
Dupa batang berasal dari India. Para arkeolog menemukan bahwa penggunaan dupa batang sudah ada sejak jaman peradaban Sungai Indus, yaitu antara tahun 3.300 s/d 1.300 SM. Catatan tertulis tertua mengenai penggunaan dupa batang untuk upacara dan sembahyang terdapat dalam kitab suci Rig Veda dan Atharva Veda, sedangkan penggunaan untuk pengobatan [aroma terapi] terdapat dalam kitab suci Ayur Veda. Di India dupa batang disebut agarbhati [atau agaravarthi], sedangkan saat digunakan untuk upacara dan sembahyang disebut "dhupa".
 
Ketika Agama Buddha lahir di India pada sekitar tahun 400 SM, penggunaan dupa batang ikut menjadi bagian tidak terpisahkan dalam tata cara Buddha. Pada tahun 200 M, sekelompok bhiksu pengembara dari India memperkenalkan penggunaan dan cara pembuatan dupa batang ke China. Pada jaman dinasti Ming [1368 - 1644 M] penggunaan dupa batang sudah sangat luas dipakai di China. Pada sekitar awal masa itu juga, dari China penggunaan dupa batang menyebar ke Jepang.
 
Jika berkenan untuk menggunakan dupa secara lebih mendalam, sesungguhnya ada beberapa tata cara penggunaan dupa.
 
Terdapat simbol atau kode niskala di dalam pewarnaan dupa batang yang kita pakai, yaitu :
 
- Dupa batang warna kuning [atau coklat muda alami] untuk sembahyang dan persembahan umum.
- Dupa batang warna merah untuk sembahyang dan persembahan yang khusus memohon sesuatu.
- Dupa batang warna hitam untuk menemani kita saat meditasi atau menjapakan mantra.
- Dupa batang warna hijau untuk sembahyang dan persembahan [upacara] bagi orang meninggal.
 
Selain itu, terdapat simbol atau kode niskala berapa batang jumlah dupa yang kita haturkan dalam persembahan, yaitu :
 
- 1 batang untuk persembahan umum di tempat suci atau palinggih di dalam lingkungan rumah, misalnya saat kita mebanten.
- 3 batang untuk persembahan umum di tempat suci di luar lingkungan rumah.
- 5 batang untuk persembahan di tempat usaha atau dagang.
- 7 batang untuk persembahan yang kita khusus memohon sesuatu secara spesifik.
- 9 batang untuk persembahan saat kita melakukan puja mantra kepada para Ista Dewata.
- 11 batang untuk persembahan ke seluruh penjuru alam semesta, agar semua makluk di alam semesta mendapatkan kebahagiaan.
 
Harap diperhatikan :
 
- Menghaturkan dupa batang usahakan berjajar seperti kipas.
- Mantra saat meletakkan dupa batang "Ong Ang dupa dipa astra ya namah swaha"
- Mantra saat ngayabang [menghaturkan] dupa batang "Om agnir agnir jyotir swaha, Om dupam samarpayami swaha".
- Letakkan dan haturkan dupa batang dengan penuh rasa hormat.
 
Sumber: Rumah Dharma - Hindu Indonesia
(014/KIMABS)

Media (Foto atau Video)

Dupa-Batang_518378.jpg

15 May 2018

·

Desaabiansemal

·

13640 kali dibaca